Senin, 14 April 2008

Kentang

Bagus !


Suatu ketika, ada seorang guru yang meminta murid-muridnya untuk membawa
satu
kantung plastik bening ke sekolah. Lalu, ia meminta setiap anak untuk
memasukkan
beberapa kentang di dalamnya. Setiap anak, diminta untuk memasukkan sebuah
kentang, untuk setiap orang yang tak mau mereka maafkan.

Mereka diminta untuk menuliskan nama orang itu, dan mencantumkan tanggal di
dalamnya.
Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, walau banyak juga yang
memiliki
plastik kelebihan beban.

Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang dan malam.
Kemana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh.
Kantung itu, harus ada di sisi mereka kala tidur, di letakkan di meja saat
belajar,
dan ditenteng saat berjalan. Lama-kelamaan kondisi kentang itu makin tak
menentu.
Banyak dari kentang itu yang membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap.
Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini.

Akhirnya, waktu satu minggu itu selesai.
Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada
menyimpannya terus menerus.

Teman, pekerjaan ini, setidaknya, memberikan hikmah spiritual yang besar
sekali
buat anak-anak.
Suka-duka saat membawa-bawa kantung yang berat, akan menjelaskan pada
mereka,
bahwa, membawa beban itu, sesungguhnya sangat tidak menyenangkan.
Memaafkan, sebenarnya, adalah pekerjaan yang lebih mudah, daripada membawa
semua beban itu kemana saja kita melangkah.

Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yang harus kita bayar
untuk
sebuah kepahitan yang kita simpan, dan dendam yang kita genggam terus
menerus.
Getir, berat, dan meruapkan aroma yang tak sedap, bisa jadi, itulah nilai
yang akan kita
dapatkan saat memendam amarah dan kebencian.

Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri
maaf.
Namun, kita harus kembali belajar, bahwa, pemberian itu, adalah juga hadiah
buat diri kita sendiri.

Hadiah, untuk sebuah kebebasan.
Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedegilan hati

Tidak ada komentar: